INTERAKSI ANTARA
POHON – TANAH – TANAMAN SEMUSIM :
KUNCI KEBERHASILAN ATAU KEGAGALAN
DALAM SISTEM AGROFORESTRI
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agroforestri
Disusun
oleh :
Nurul
Sofiati (2009-41-003)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2011
1. PENDAHULUAN
Pada sistem campuran (agroforestri)
jarak tanam antar tanaman mengakibatkan “interaksi” yaitu proses saling
mempengaruhi, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, antar komponen
penyusun.
2. INTERAKSI POHON – TANAH –
TANAMAN SEMUSIM
Guna
menghindari kegagalan agroforestri, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu:
2.1. Proses Terjadinya
Interaksi: Langsung atau tidak langsung
Kompetisi diwujudkan dalam bentuk hambatan pertumbuhan
terhadap tanaman lain. Terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Hambatan
langsung misalnya efek allelopathy. Hambatan tidak langsung melalui
berkurangnya intensitas cahaya atau berkurangnya ketersediaan air dan udara.
2.2. Faktor Penyebab
Terjadinya Interaksi
2.2.1. Populasi
Maksimum
Konsep
daya dukung alam menggambarkan tentang jumlah maksimum dari suatu spesies di
suatu area. Apabila satu spesies lebih banyak dari yang lain maka spesies
tersebut lebih kompetitif yang mengakibatkan spesies lain mengalami kepunahan.
2.2.2. Keterbatasan Faktor Pertumbuhan
Salah
satu syarat terjadinya kompetisi adalah keterbatasan factor pertumbuhan seperti
air, hara dan cahaya. Kekurangan salah satu factor tersebut mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas tanaman. Sehingga pengetahuan tentang ilmu
tersebut sangat diperlukan dalam pelaksanaan agroforestri.
2.3. Jenis Interaksi
Pohon - Tanah - Tanaman
Pada
prinsipnya ada tiga macam interaksi di dalam system agroforestri yaitu:
2.3.1.
Interaksi Positif (saling menguntungkan) : Jika
peningkatan produksi satu jenis tanaman diikuti oleh peningkatan produksi
tanaman lainnya.
Contoh
interaksi positif:
a. Daun dari pohon yang
gugur ke tanah berguna sebagai mulsa yang akan dimineralisasi sehingga
meningkatkan penyediaan unsure N yang berguna bagi tanaman semusim.
b.
Akar pepohonan membantu dalam daur ulang hara ( recycled nutrients ).
c. Pensuplai Nitrogen tersedia bagi akar
tanaman, baik melalui pelapukan akar yang mati, maupun melalui fiksasi N-bebas
dari udara.
d. Mempertahankan kandungan bahan
organic tanah dan memperbaiki struktur tanah.
2.3.2.
Interaksi Netral : Bila kedua tanaman tidak saling
mempengaruhi, peningkatan produksi tanaman semusim tidak mempengaruhi produksi
pohon atau sebaliknya.
2.3.3.
Interaksi Negatif ( Interference) : Bila peningkatan
produksi satu jenis tanaman diikuti oleh penurunan produksi tanaman lainnya.
Atau terjadi penuranan produksi keduanya.
Contoh
interaksi negatif:
a.
Naungan : dapat mengurangi intensitas cahaya.
b.Kompetisi antar akar
pohon dalam memperebutkan air dan unsure hara dalam tanah
c.
Pohon dan tanaman semusim dapat menjadi inang hama dan penyakit.
3.
BAGAIMANA MENGANALISA INTERAKSI POHON DAN TANAMAN SEMUSIM SECARA KUANTITATIF?
Keberhasilan
system tumpang sari dapat dianalisa dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Y
system = Y pohon + Ytan. pangan = Y pohon
+ Y tan. pangan,0 + F – C
Dimana:
Y
system =
produksi total dari system pohon + tanaman semusim
Y
pohon =
produksi dari hasil panen pohon pada system tumpangsari
Ytan.
pangan = produksi dari hasil panen tanaman semusim pada system
tumpangsari
Y
tan. pangan,0 = produksi tanaman semusim pada
system monokultur, pada jenis tanah
yang sama
F = pengaruh positif dari pohon terhadap tanaman semusim
melalui
perbaikan kesuburan tanah
C = pengaruh negatif dari pohon terhadap tanaman semusim
melalui
kompetisi akan cahaya, air dan hara.
Terjadi interaksi positif, bila F < C
Terjadi
interaksi negatif, bila F > C
Penghitungan
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:
3.1. Model Mulsa dan
Naungan ( Mulch + Shade Model )
Pohon yang cepat pertumbuhannya
memberikan pengaruh positif dengan menghasilkan banyak serasah sebagai mulsa,
namun pohon tersebut juga memberikan
pengaruh negative dengan mengakibatkan naungan yang besar. Dengan model ini
dapat diperkirakan bahwa pengaruh positif mulsa untuk perbaikan kesuburan tanah
terutama terjadi pada tanah-tanah miskin, sedangkan pengaruh negative dari
naungan lebih banyak terjadi pada tanah yang subur.
3.2.
Model Penggunaan Air hara dan Cahaya (WaNulCas: Water, Nutrient and Light
Capture)
Model
ini berpijak pada program STELLA II dengan mempertimbangkan:
a. Neraca air dan N
pada empat kedalaman dari profil tanah, serapan air dan hara oleh tanaman
semusim dan pohon yang ditentukan oleh total panjang akar dan kebutuhan
tanaman.
b. Sistem pengelolaan tanaman seperti
pemangkasan cabang pohon, jarak pohon, pemilihan spesies yang tepat dan
berbagai dosis pemberian pupuk.
c. Karakteristik pohon, termasuk
distribusi akar, bentuk kanopi, kualitas serasah. Tingkat pertumbuhan maksimum
dan kecepatan untuk pemulihan kembali setelah pemangkasan.
3.3.
Bagaimana Cara Menganalisis dan Mensintesis Interaksi Pohon - Tanah - Tanaman
Semusim pada Sistem Agroforestri?
Dilakuan melalui pendekatan. Yang perlu
dilakukan adalah mengukur komponen dalam persamaan, pengukuran proses yang
terjadi secara kuantitatif, sintesa model untuk melakukan perbaikan pengelolaan
agroforestri.
Model simulasi pendekatan yang dilakukan
perlu divalidasi pada berbagai kondisi yang sebenarnya di lapangan.
4.
BAGAIMANA MERANCANG PERCOBAAN DI LAPANGAN UNTUK MEMISAHKAN PENGARUH POSITIF DAN
NEGATIF POHON?
Dari segi biofisik, system agroforestri
memberikan keuntungan bila sebaran tajuknya tidak membatasi penyerapan cahaya
bagi tanaman semusim. Pendekatan empiris secara langsung untuk mengkuantifikasi
pengaruh menguntungkan dari bagian atas tanah relative lebih mudah daripada
bagian bawah tanah. Sumber energy yang tersimpan untuk jangka panjang
menimbulkan kesukaran untuk memutuskan apakah sumber tersebut dapat atau tidak
dipakai di luar konteks agroforestri. Guna menghasilkan estimasi
keuntungan per musim, ,model simulasi
Interaksi Pohon – Tanah dan Tanaman Semusim dalam agroforestri harus lebih
mempertimbangkan pengaruh masing-masing komponen dalam menyerap air dan hara
setiap hari.
5. MENGELOLA INTERAKSI POHON –
TANAH – TANAMAN
Kunci
keberhasilan dalam system agroforestri sangat tergantung dari pengelolaan pohon
yang dapat menekan pengaruh yang merugikan dan memaksimalkan pengaruh yang
menguntungkan.
5.1. Menekan Pengaruh
Negatif Pohon
Interaksi
pohon – tanah – tanaman tergantung pada pertumbuhan dan bentuk spesifik dari
pohon yang dapat dipengaruhi oleh adanya pengelolaan tajuk tanaman, pengelolaan
itu antara lain:
a.
Mengatur Tajuk Pohon
Dengan
mengatur jarak tanam sekaligus melakukan pemangkasan beberapa cabang pohon
sehingga jumlah cahaya yang diterima tanaman bisa maksimal.
b.
Mengatur Pertumbuhan Akar
Pemangakasan
harus memperhatikan tinggi pangkasan dari permukaan tanah dan frekuensi
pemangkasan. Tinggi pangkasa yang terlalu dekat dengan permukaan tanah akan
mendorong terbentuknya akar-akar halus sehingga terjadi kompetisi air dan hara.
Demikian pula dengan frekuensi pemangkasan yang tinggi mengakibatkan perakaran
yang dangkal sehingga pohon menjadi kuran tahan terhadap kekeringan.
5.2. Meningkatkan
Pengaruh Positif Pohon : Pemilihan Jenis Tanaman Naungan
Pemilihan tanaman naungan perlu
memperhatikan jenis tanaman yang sesuai pada berbagai zona agrosistem di Jawa.
Karena tidak semua tanaman toleran terhadap naungan.
6. PENUTUP
Setiap
komponen penyusun agroforestri berperan dalam mengubah lingkungannya. Perubahan
ini bersifat merugikan bagi komponennya. Keberhasilan usaha pertanian
menggunakan system agroforestri sangat bergantung pada tingkat pemahaman
interaksi antara pohon-tanah-tanaman.
good,... informasi yang menarik dek ^__^
ReplyDeleteAlangkah baiknya di berikan pustakanya...
pustakanya dapet dari dosen kak... heheehhehe
ReplyDelete