Monday, May 7, 2012

Laporan Praktikum Ekofisiologi


LAPORAN PRAKTIKUM
KEGIATAN DI BALINTANG, JAKENAN, PATI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekofisiologi
Dosen Pengampu        : Drs.RM Hendy Hendro HS,M.Si






Disusun Oleh  : Nurul Sofiati (2009-41-003)



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKLULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya Laporan Praktikum Ekofisiologi di Balintang Kecamatan Jakenan Pati ini dapat penyusun selesaikan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Bapak Ir. Hadi Supriyo, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian,
2.    Bapak Drs.RM Hendy Hendro HS, M.Si, selaku Dosen Pengampu,
3.    Semua pihak yang telah membantu, guna kelancaran dan kesempurnaan Laporan Praktikum ini.
Kiranya masih banyak kekurangan pada penyusunan Laporan Praktikum ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan bahan pertimbangan sebagai upaya perbaikan serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini.



Kudus,    Juli 2011
Penyusun






I.                   PENDAHULUAN

Pestisida telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanian di Indonesia. Penggunaan pestisida telah dilakukan sejak tahun 1965. Pada saat itu, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin, contohnya antara lain DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) dan lindan. Pada tahun 1970an penggunaan jenis organoklorin dilarang digunakan, karena tingkat toksisitas dan persistensinya yang tinggi (tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun bahkan bisa mencapai seratus tahun). Sejak saat itu, barulah dimulai era jenis pestisida organofosfat dan karbamat. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak 813 formulasi dan 341 bahan aktif. Penggunaan pestisida tertinggi adalah di lahan hortikultura dan diikuti pada lahan tanaman pangan. Frekuensi aplikasi pestisida bisa mencapai 3-5 kali dalam seminggu. Dan jenis pestisida yang digunakan bisa lebih dari 2 jenis pestisida, bahkan bisa mencapai 7 jenis pestisida yang digunakan sekaligus atau dioplos.
Salah satu dampak dari penggunaan pestisida adalah tertinggalnya residu pestisida di dalam produk pertanian dan di dalam tanah. Walaupun telah lama jenis organoklorin dilarang atau tidak digunakan, namun residunya masih ditemukan hingga kini baik di dalam tanah maupun pada produk pertanian. Hasil survey di sentra produksi padi di Jawa Barat dan Jawa Timur menunjukkan adanya residu insektisida ditemukan di dalam tanah sawah dengan kisaran konsentrasi 0,0008- 0,0563 ppm.








II.                PEMBAHASAN



1.      Arang Aktif
Arang aktif adalah suatu bahan hasil proses pirollisis arang pada suhu 600-800C dan merupakan salah satu bahan amelioran yang berpotensi untuk menurunkan residu pestisida. Bahan arang aktif dapat berasal dari limbah pertanian,antara lain tempurung kelapa, bonggol jagung, sekam padi, dan tandan kosong kelapa sawit. Tempurung kelapa adalah salah satu limbah pertanian yang merupakan bahan yang terbaik untuk pembuatan arang aktif, karena memiliki daya serap iod yang tinggi.
a.       Cara Pembutan Arang Aktif adalah sebagai berikut:
-          Bahan baku disiapkan
-          Bahan dibersihkan dalam tungku pembakaran, tutup rapat (pirolisis pada suhu 100-2000C
-          Setelah jadi arang, lalu diaktivasi pada suhu 9000C  selama 3 jam
-          Arang aktif yang didapat, lalu dihaluskan dan diayak
-          Dengan pengayakan mesh 50, arang aktif dengan perbandingan tertentu dapat digunakan sebagai bahan pelapis urea.

b.      Manfaaat Arang Aktif
-          Menyerap bau
-          Menetralisir racun-racun dalam tubuh tanaman
-          Menyerap residu pestisida dan logam berat
-          Menurunkan residu pestisida dalam tanah, air, maupun produk (buah-buahan, sayuran,beras)
-          Sebagai filter air irigasi mauppuun air bersih.

2.      Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2).
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik. Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Oleh sebab itu jika produksi biogas menggunakan bahan baku berupa sampah atau limbah yang bersifat biodegradable (terurai oleh mikroorganisme) dapat diaplikasikan secara meluas di masyarakat maka secara strategis dapat mendukung dan mensukseskan program pemerintah tentang Clean Development Mechanism dan Environmental Sustainable Development.Metana (CH4) dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit.
Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah. Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas. Kotoran ternak ruminansia sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Ternak ruminansia mempunyai sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput tau hijauan berserat tinggi. Oleh karena itu pada tinja ternak ruminansia, khususnya sapi mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi.

3.  Alat –alat yang ada di Balintang

a.    Evaporator
Berfungsi untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarut polar maupun non polar, sehingga dihasilkan ekstrak murni dari bahan tersebut.
b.   AAS (Atomatic Absorbtion Spectrophotometer)
Digunakan untuk analisa logam barat dan proses pembakaran.
Cotoh logam berat tersebut seperti Pb
c.    AWS (Atomatic Weather Station)
Digunakan untuk mengukur tingkat curah hujan, kecepatan dan arah angin, serta dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kelembapan udara, penyinaran matahari dan temperature suatu daerah.
d.   Chromatography (GC)
Berfungsi untuk menganalisa sembarang sample organik dan bukan organik yang boleh meruap dan yang mempunyai berat molekul kurang dari 100 amu.
e.    Gun Bellani Integrator
Untuk mengukur total radiasi matahari selama 1 hari sejak matahari terbit hingga terbenam. Alat ini tidak secara langsung mengukur radiasi matahari, tetapi melalui sutu proses penguapan  zat cair terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan total radiasi matahari yang diterima. Alat ini terdiri dari bagian sensor berbentuk bulat hitam yang berisikan air dan dihubungkan dengan tabung buret yang berskala dalam satuan millimeter.
f.    Open Pan Evaporimeter
Untuk mengukur evaporasi atau penguapan pada peride waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karet denagn garis tengah atau diameter 122 cm dan tinggi 25,4 cm.
g.   Hook Gauke
Untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci,terdiri dari sebuah batang yang barskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut yang digunakan sebagai pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai tepat menyentuh pada permukaan panci.

h.   Still Well
Berupa bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal.
i.     Thermometer Air
Thermometer air raksa yang dipasang tegak lurus dengan menggunakan klem, letak thermometer di bawah permukaan air, sehingga suhu dapat dibaca pada saat dilakukan pengamatan.
j.     Floating Thermometer Maximum dan Minimum
Digunakan untuk mencatat suhu maximum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam.
k.   Cup Counter Anemometer
Untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu tertentu. Alat ini dipasang di sebelah selatan dekat pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter dari permukaan tanah. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, dimana bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut.
l.     Sangkar Meteorologi
Sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar terhindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat putih, bentuknya segi empat, dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis 2, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu, semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.











III.       PENUTUP

Kesimpulan

Bahan arang aktif dapat berasal dari limbah pertanian,antara lain tempurung kelapa,bonggol jagung,sekam padi,dan tandan kosong kelapa sawit.
Tempurung kelapa adalah salah satu limbah pertanian yang merupakan bahan yang terbaik untuk pembuatan arang aktif,karena memiliki daya serap iod yang tinggi.Dan arang aktif memiliki banyak manfaat.
Di Balintang mempunyai banyak alat-alat teknologi untuk mengetahui iklim yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.


No comments:

Post a Comment