LAPORAN
PRAKTIKUM
KEGIATAN
DI BALINTANG, JAKENAN, PATI
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekofisiologi
Dosen
Pengampu : Drs.RM Hendy Hendro
HS,M.Si
Disusun
Oleh : Nurul Sofiati (2009-41-003)
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKLULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2011
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya Laporan
Praktikum Ekofisiologi di Balintang Kecamatan Jakenan Pati ini dapat penyusun
selesaikan.
Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Ir. Hadi Supriyo, MS., selaku Dekan Fakultas
Pertanian,
2.
Bapak Drs.RM
Hendy Hendro HS, M.Si, selaku Dosen Pengampu,
3.
Semua pihak yang telah membantu, guna kelancaran dan
kesempurnaan Laporan Praktikum ini.
Kiranya
masih banyak kekurangan pada penyusunan Laporan Praktikum ini, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan bahan pertimbangan
sebagai upaya perbaikan serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktikum dan
penyusunan laporan ini.
Kudus, Juli
2011
Penyusun
I.
PENDAHULUAN
Pestisida telah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pertanian di Indonesia. Penggunaan pestisida
telah dilakukan sejak tahun 1965. Pada saat itu, jenis pestisida yang banyak
digunakan adalah jenis organoklorin, contohnya antara lain DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) dan lindan. Pada tahun 1970an penggunaan jenis
organoklorin dilarang digunakan, karena tingkat toksisitas dan persistensinya
yang tinggi (tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun bahkan bisa mencapai
seratus tahun). Sejak saat itu, barulah dimulai era jenis pestisida
organofosfat dan karbamat. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak 813 formulasi dan
341 bahan aktif. Penggunaan pestisida tertinggi adalah di lahan hortikultura
dan diikuti pada lahan tanaman pangan. Frekuensi aplikasi pestisida bisa
mencapai 3-5 kali dalam seminggu. Dan jenis pestisida yang digunakan bisa lebih
dari 2 jenis pestisida, bahkan bisa mencapai 7 jenis pestisida yang
digunakan sekaligus atau dioplos.
Salah satu dampak dari penggunaan
pestisida adalah tertinggalnya residu pestisida di dalam produk pertanian dan
di dalam tanah. Walaupun telah lama jenis organoklorin dilarang atau tidak
digunakan, namun residunya masih ditemukan hingga kini baik di dalam tanah
maupun pada produk pertanian. Hasil survey di sentra produksi padi di Jawa
Barat dan Jawa Timur menunjukkan adanya residu insektisida ditemukan di dalam
tanah sawah dengan kisaran konsentrasi 0,0008- 0,0563 ppm.
II.
PEMBAHASAN
1. Arang
Aktif
Arang aktif adalah
suatu bahan hasil proses pirollisis arang pada suhu 600-800⁰C dan merupakan salah satu bahan amelioran yang
berpotensi untuk menurunkan residu pestisida. Bahan arang aktif dapat berasal
dari limbah pertanian,antara lain tempurung kelapa, bonggol jagung, sekam padi,
dan tandan kosong kelapa sawit. Tempurung kelapa adalah salah satu limbah
pertanian yang merupakan bahan yang terbaik untuk pembuatan arang aktif, karena
memiliki daya serap iod yang tinggi.
a. Cara Pembutan Arang Aktif adalah sebagai berikut:
-
Bahan
baku disiapkan
-
Bahan
dibersihkan dalam tungku pembakaran, tutup rapat (pirolisis pada suhu 100-2000C
-
Setelah
jadi arang, lalu diaktivasi pada suhu 9000C selama 3 jam
-
Arang
aktif yang didapat, lalu dihaluskan dan diayak
-
Dengan pengayakan
mesh 50, arang aktif dengan perbandingan tertentu dapat digunakan sebagai bahan
pelapis urea.
b. Manfaaat Arang Aktif
-
Menyerap
bau
-
Menetralisir
racun-racun dalam tubuh tanaman
-
Menyerap
residu pestisida dan logam berat
-
Menurunkan
residu pestisida dalam tanah, air, maupun produk (buah-buahan, sayuran,beras)
-
Sebagai
filter air irigasi mauppuun air bersih.
2. Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya;
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable
atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2).
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
maupun untuk menghasilkan listrik. Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas
anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena
bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus
mengurangi volume limbah buangan. Oleh sebab itu jika produksi biogas menggunakan
bahan baku berupa sampah atau limbah yang bersifat biodegradable (terurai oleh
mikroorganisme) dapat diaplikasikan secara meluas di masyarakat maka secara
strategis dapat mendukung dan mensukseskan program pemerintah tentang Clean
Development Mechanism dan Environmental Sustainable Development.Metana
(CH4) dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara,
dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang
lebih sedikit.
Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya
dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam
biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga
bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer
bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan
biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang
dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan
limbah. Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan
memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu
bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut
sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas. Kotoran ternak
ruminansia sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas.
Ternak ruminansia mempunyai sistem pencernaan khusus yang menggunakan
mikroorganisme dalam sistem pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna
selulosa dan lignin dari rumput tau hijauan berserat tinggi. Oleh karena itu
pada tinja ternak ruminansia, khususnya sapi mempunyai kandungan selulosa yang
cukup tinggi.
3. Alat –alat yang ada di Balintang
a.
Evaporator
Berfungsi
untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarut polar maupun non polar, sehingga dihasilkan
ekstrak murni dari bahan tersebut.
b.
AAS (Atomatic
Absorbtion Spectrophotometer)
Digunakan untuk analisa logam barat dan proses pembakaran.
Cotoh logam berat tersebut seperti Pb
c.
AWS (Atomatic
Weather Station)
Digunakan
untuk mengukur tingkat curah hujan, kecepatan dan arah angin, serta dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat kelembapan udara, penyinaran matahari dan
temperature suatu daerah.
d. Chromatography (GC)
Berfungsi
untuk menganalisa sembarang sample organik dan bukan organik yang boleh meruap
dan yang mempunyai berat molekul kurang dari 100 amu.
e. Gun Bellani Integrator
Untuk
mengukur total radiasi matahari selama 1 hari sejak matahari terbit hingga
terbenam. Alat ini tidak secara langsung mengukur radiasi matahari, tetapi
melalui sutu proses penguapan zat cair
terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan total
radiasi matahari yang diterima. Alat ini terdiri dari bagian sensor berbentuk
bulat hitam yang berisikan air dan dihubungkan dengan tabung buret yang
berskala dalam satuan millimeter.
f. Open Pan Evaporimeter
Untuk
mengukur evaporasi atau penguapan pada peride waktu tertentu. Alat ini berupa
sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karet
denagn garis tengah atau diameter 122 cm dan tinggi 25,4 cm.
g. Hook Gauke
Untuk
mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci,terdiri dari sebuah batang
yang barskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut yang digunakan
sebagai pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai tepat menyentuh pada
permukaan panci.
h. Still Well
Berupa bejana
yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah
kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk mengatur kedudukan bejana
agar letaknya horizontal.
i. Thermometer Air
Thermometer
air raksa yang dipasang tegak lurus dengan menggunakan klem, letak thermometer
di bawah permukaan air, sehingga suhu dapat dibaca pada saat dilakukan
pengamatan.
j. Floating Thermometer Maximum dan Minimum
Digunakan
untuk mencatat suhu maximum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam.
k. Cup Counter Anemometer
Untuk mengukur
kecepatan angin selama periode waktu tertentu. Alat ini dipasang di sebelah
selatan dekat pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter dari permukaan tanah.
Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, dimana
bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok
tersebut.
l. Sangkar Meteorologi
Sebagai
tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar terhindar dari sinar matahari langsung
dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat putih, bentuknya
segi empat, dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis 2, dan juga atapnya
terbuat dari papan kayu, semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi
udara.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Bahan arang aktif dapat berasal dari limbah
pertanian,antara lain tempurung kelapa,bonggol jagung,sekam padi,dan tandan
kosong kelapa sawit.
Tempurung kelapa adalah salah satu limbah pertanian
yang merupakan bahan yang terbaik untuk pembuatan arang aktif,karena memiliki
daya serap iod yang tinggi.Dan arang aktif memiliki banyak manfaat.
Di Balintang mempunyai banyak alat-alat teknologi
untuk mengetahui iklim yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
No comments:
Post a Comment