DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 2
BAB II BAHAN DAN ALAT............................................................................................. 6
BAB III CARA KERJA
A. Persiapan Tanam Media Mikoriza............................................................................. 7
B. Perbanyakan Mikoriza Pada Akar Tanaman Tebu.................................................... 9
BAB IV APLIKASI MIKORIZA........................................................................................ 10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroba-mikroba
tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun
penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu
Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas
mikroba.
Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N.
Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat
atau difiksasi oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman.
Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas.
Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam
bintil
akar tanaman kacang-kacangan (leguminose). Mikroba penambat N non-simbiotik
misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik
hanya
bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N
non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba
tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba
pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki
kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun,
hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi
tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba
pelarut
P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya
bagi
tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium.
Mikroba
yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi
dalam melarutkan K.
Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam
penyerapan unsur P adalah:
Mikoriza yang bersimbiosis pada akar tanaman.
Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang
sering dipakai untuk biofertilizer, yaitu: ektomikoriza dan endomikoriza.
Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh
tanaman. Selain itu tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap
kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus sp dan
Gigaspora sp.
Beberapa
mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan
diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar.
Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman, antara lain:
Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) adalah salah satu tipe cendawan
pembentuk mikoriza yang akhir-akhir ini cukup populer
mendapat perhatian dari para peneliti lingkungan dan
biologis. Cendawan ini diperkirakan pada masa mendatang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknologi untuk membantu
pertumbuhan, meningkatkan produktivitas dan kualitas
tanaman terutama yang ditanam pada lahan-lahan marginal
yang kurang subur atau bekas tambang/industri.
Istilah
mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah berarti jamur
(mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa mutualisme antara
jamur dan akar tumbuhan. Jamur
memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula
sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya, jamur menyalurkan air dan hara
tanah untuk tumbuhan. Mikoriza merupakan jamur
yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem
perakaran tanaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis
dengan rizoid (akar semu) jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini
memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang
merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Jamur mikoriza
berperan untuk meningkatkan ketahanan hidup bibit terhadap penyakit dan
meningkatkan pertumbuhan (Hesti L dan Tata, 2009)
Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena
habitatnya berada di dalam tanah dan
berada di area perakaran tanaman (rizosfer). Selain disebut sebagai jamur tanah
juga biasa dikatakan sebagai jamur akar. Keistimewaan dari jamur ini adalah
kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama
unsur hara Phosphates (P) (Syib’li, 2008). Mikoriza merupakan suatu bentuk
hubungan simbiosis mutualistik antar cendawan dengan akar tanaman. Baik
cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini.
infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang
lebih baik. Dilain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan hidupnya
(karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang (Anas, 1997).
Cendawan Mikoriza Arbuskular merupakan
tipe asosiasi mikoriza yang tersebar sangat luas dan ada pada sebagian besar
ekosistem yang menghubungkan antara tanaman dengan rizosfer. Simbiosis terjadi
dalam akar tanaman dimana cendawan
mengkolonisasi apoplast dan sel korteks untuk memperoleh karbon dari hasil
fotosintesis dari tanaman (Delvian, 2006). CMA termasuk fungi divisi
Zygomicetes,
famili Endogonaceae yang terdiri dari Glomus, Entrophospora, Acaulospora,
Archaeospora, Paraglomus, Gigaspora dan Scutellospora. Hifa memasuki sel kortek
akar, sedangkan hifa yang lain menpenetrasi tanah, membentuk chlamydospores
(Morton, 2003). Marin (2006) mengemukakan bahwa lebih dari 80% tanaman dapat
bersimbiosis dengan CMA serta terdapat pada sebagian besar ekosistem alam dan
pertanian serta memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan, kesehatan dan
produktivitas tanaman.
Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi
akar, mikoriza dapat
dikelompokkan ke dalam tiga tipe :
1. Ektomikoriza
2. Ektendomikoriza
3. Endomikoriza
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain
akar yang kena infeksi membesar,
bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi
sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke
dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jaringan korteks
membentuk struktur seperrti pada jaringan Hartiq.
Ektendomikoriza merupakan
bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain
adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya.
Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga
pengetahuan tentang mikoriza tipe ini sangat terbatas.
Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar
lain akar yang kena infeksi tidak
membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu
sel jaringan korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut
Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut
arbuscules (arbuskul) (Brundrett, 2004).
Hampir sebagian besar jenis tumbuhan
berasosiasi dengan jamur tipe AM (Arbuskul
Mikoriza), mulai dari paku-pakuan, jenis rumput-rumputan, padi, hingga pohon
rambutan, mangga, karet, kelapa sawit, dll. Sedangkan beberapa keluarga
(family)
pohon tingkat tinggi yang biasa dijumpai pada tahap suksesi akhir bersimbiosa
dengan jamur EM (Ekto Mikoriza), misalnya jenis-jenis meranti, kruing, kamper
(jenis-jenis Dipterocarapaceae), pasang, mempening (jenis-jenis Fagaceae),
pinus,
beberapa jenis Myrtaceae (jambu-jambuan) dan beberapa jenis legum.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Tabung
ukur
2. Neraca
3. Magnenic
stiner
4. Ph
stik
5. Sendok
zat
6. Erlenmeyer
7. Gelas
kimia
8. Botol
semprot aquadest
9. Plastik
10. Tamtor
11. Cetok
12. Autoclave
13. Tanah
14. Pasir
15. Ayakan
tanah
16. Kertas
saring
17. Baki
18. Gelas
aqua
19. Polybag
20. Ohouse
BAB III
CARA KERJA
A. Persiapan
Tanam Media Mikoriza
1. Campurkan
tanah dengan pasir dengan perbandingan 1 : 1.
Lalu masukkan dalam kantong plastik tahan panas. Kemudian lakukan sterilisasi dengan autoclave
dengan suhu 1200 dan tekanan 15lbs selama 1 jam. Sterilisasi di ulang 3x berturut-turut dengan
selang waktu 1 hari.
Cara menggunakan autoclave:
Ø
Periksa air autoclave kira – kira mencukupi
penyeterilan
Ø Masukkan
kantong-kantong plastik tadi ke auto clave maksimal 20 bungkus
Ø
Tutuplah katup gas dan hidupkan atau nyalakan
autoclave atau saklar yang paling bawah
·
Nyalakan kedua saklar
·
Putar pengaturan suhu 60 (timer)
·
Putar pengaturan Mpa maksimal
·
Tunggu sampai tekanan 0,15 kemudian
matikan satu saklar ( P. S )
Ø Putar
pengaturan Mpa ( lampu kuning hidup dan tunggu sampai lampu merah hidup) alarm
hidup.
Ø Matikan
P.S (power switch) autoclave
2.
Sediakan biji jagung masing-masing anak
5 biji dan direndam menggunakan HgCl2 0,1 % selama 10 menit. Lalu bilas dengan air steril selama 3x dan
masukkan pada cawan petri steril atau botol steril yang telah dilapisi kertas
saring atau kapas basah.
3.
Mebuat larutan Jhonson
a.
Penimbangan unsure makro elemen dan
pelarutan zat
·
Cara menggunakan Ohouse
ü Nyalakan
timbangan ohouse, dimana sebelumnya telah disambungkan kealiran listrik
ü Siapkan
bahan yag ditimbang bawa keruangan penimbangan
ü Nol
kan angka yang tertera pada timbangan ( thare)
ü Timbangan
siap digunakan
·
Pelarutan zat dengan menggunakan
magnetic strirrer
Setelah zat ditimbang
sesuai takaran kemudian masukkan dalam gelas campur dengan aquadest ± 45
ml. Masukkan magnet kedalam gelas taruh
dimesin penghangat (magnetic striker). Hidupkan tombol penghangat, dan hidupkan
tombol pengaduk tunggu sampai lariutan benar –benar homogen, kemudian masukkan
kedalam plastic.
Pemberian
label pada plasti untuk membedakan jenis larutan yaitu: Nama zat, Dosis takaran
(gram), tanggal pembuatan, dosis pengambilan (ml)
Unsur makro elemen
|
Senyawa
|
Konsentrsi larutan
stok (gr/lt)
|
Pembuatan larutan
|
Volume larutan stok
perliter Larutan final (ml)
|
N : K
|
KNO3
|
101/20= 5,05
|
50 ml
|
6 ml
|
Ca3PO4
|
|
236/20= 11,8
|
400 ml
|
32 ml
|
P
|
NH4H2PO4
|
115/20= 5,75
|
50 ml
|
2 ml
|
b. Cara
membuat larutan jhonson
-
Larutkan Johnson tanpa fosfor ( NH4H2PO4
)
-
Membuat larutan fosfor ( P )
Cara : larutkan 2 ml NH4H2PO4
dalam 1 liter aquadest
-
Membuat larutan Johnson B
Cara: mencampurkan 300
ml larutan Johnson tanpa fosfor dengan 200 ml larutan fosfor dan 700 ml
aquadest.
-
Membuat larutan Johnson C
Cara: mencampurkan 80 ml larutan
Johnson tanpa fosfor ditambah dengan 200 ml larutan fosfor dan 300 ml aquadest.
B. Perbanyakan
Mikoriza pada akar tanaman Tebu
Untuk
perbanyakannya dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Pengambilan
tanah yang terdapat miselium mikoriza didalam tanah disekitar perakaran tebu
secukupnya.
2. Keringkan
tanah tersebut sampai benar – benar kering dengan sinar matahari.
3. Cara
penanaman mikoriza sebagai berikut:
ü 10
gram dari tanah yang mengandung mikoriza dibenamkan pada campuran tanah dan
pasir yang sudah disterilkan dengan kedalaman sekitar 5 cm.
ü Biji
jagung uang sudah dikecambahkan ditanam di atas inokulum sedalam 3 cm.
ü Tanaman
jagung ini dipelihara dengan larutan Johnson sejak 2 mingggu setelah tanam
hingga berumur 8 minggu. Di samping itu
tanaman disiram dengan aquadest 2x sehari.
4. Cara
pemberian larutan Johnson pada jagung
ü 2
minggu setelah penanaman diberi 10 ml larutan Johnson tanpa P.
ü 2
minggu berikutnya diberi 20 ml larutan Johnson B
ü 2
minggu berikutnya diberi 40 ml larutan Johnson B
ü 2
minggu berikutnya diberi 60 ml larutan Johnson C
ü Tanaman
jagung dibiarkan selama 1 minggu tanpa penambahan air maupun larutan Johnson
ü Bagian
tanam yang ada di atas permukaan media dipotong dan bagian perakaran dibongkar
untuk melihat pertumbuhan mikoriza
ü Jumlah
spora mikoriza dapat dihitung dengan cara mengambil 1 gram media yang sudah
dibongkar kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi air ±9
ml air. Dikocok hingga homogen, campuran
kemudian di buang ke dalam cawan petri, dilihat di bawah mikroskop stereo.
BAB IV
APLIKASI
MIKORIZA
Cara
penggunaanya bisa melalui badan buah cendawan dibelah dan dicampur air,
sehingga sporanya terhambur dalam air.
Suspensi
spora ini disiramkan pada akar tanaman. Selanjutnya, dengan masukan sedikit
hara, spora berkecambah dan berkembang biak diarea peerakaran tanaman. Hifa- hifa lalu membantu penyerapan
hara dan seterusnya. Namun, kelebihan penggunaan pupuk jangan terlalu banyak.
Kelebihan pupuk malah akan mengakibatkan tidak terbentuknya mikoriza. Hara
fosfor yang berlebihan justru membentuk struktur vegetatif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum perbanyakan mikoriza dilakukan pada tanggal 8 mei 2010 sampai
tanggal 15 juli 2010, laporan praktikum ini dapat disimpulkan keadaan tanaman
sampai perkembangan mikoriza. Laporan keadaan medium tanaman untk perbanyakan
mikoriza yaitu :
a. Tanaman
tumbuh sampai panjang batang 60 – 70 cm dan dalam keadaan berbunga.
b. Perkembangan
misellium mikoriza merata keseluruh bagian aqua/media tanam dalam pollibag
c. Hasil
dari perbanyakan mikoriza :