Friday, July 6, 2012

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa)

PROPOSAL PENYAJIAN ILMIAH
PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa)









Disusun Oleh:
Nurul Sofiati (2009-41-003)




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyusun Proposal Penyajian Ilmiah dengan judul Pengaruh Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa).
Proposal ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah penyajian ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Hadi Supriyo, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus.
2. Ir. Suharjianto, selaku Dosen pengampu mata kuliah Penyajian Ilmiah.
3. Drs. RM Hendy Hendro HS,M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, atas segala bantuan dan bimbingan sehingga proposal seminar ini dapat tersusun.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penyajian ilmiah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu agar lebih baik maka penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun. Kemudian atas saran dan kritik dari semua pihak penulis sampaikan terima kasih.



Kudus, Juli 2012

Penulis.






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 2
C. Tujuan………………………………………………………………. 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Botani Selada………………………………………………………... 3
B. Pupuk Urea………………………………………………………….. 4
BAB III : PEMBAHASAN 5
BAB IV : KESIMPULAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa) adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim sedang maupun daerah tropika. Kegunaan utama adalah sebagai salad. Menurut sejarahnya, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu. Tanaman selada berasal dari kawasan Amerika. Hal ini dibuktikan oleh Christoper Columbus pada tahun 1493 yang menemukan tanaman selada di daerah Hemisphere bagian barat dan Bahamas (Rukmana, 1994).
Selain dimanfaatkan sebagai salad ternyata selada juga sangat bermanfaat bagi tubuh diantaranya: (1). Mampu membantu pembentukan sel darah putih dan sel darah merah dalam susunan sum-sum tulang (2). Mengurangi resiko terjadinya kanker dan tumor (3). Mengurangi resiko terkena penyakit katarak (4). Membantu kerja pencernaan dan kesehatan organ-organ di sekitar hati dan (5). Menghilangkan gangguan anemia. Hal ini dikarenakan dalam selada mengandung mineral, vitamin, antioksidan, potassium, zat besi, folat, karoten, vitamin C dan vitamin E.
Cahyono (2005) menyatakan bahwa selada mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi setelah kubis krob, kubis bunga dan brokoli. Produksi selada masih rendah maka tanaman selada perlu dipupuk. Menurut Rukmana (1994) hasil selada dapat mencapai 13 ton per hektar, sedangkan hasil diperoleh di Jawa tengah baru mencapai 6,64 ton per hektar. Dibanding potensi hasil Nasional jauh lebih rendah, karena potensi hasil Nasional dapat mencapai 10-20 ton per hektar. Didaerah sentral produksi di Cipanas dapat mencapai 12,5 ton per hektar.
Kendala yang menyebabkan rendahnya produksi selada diantaranya dikarenakan kekurangan unsur hara N pada tanah. Kekurangan unsur hara N dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Unsur ini merupakan unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman terutama pada masa vegetatif (Sarief, 1986).

B. Rumusan Masalah
Apakah pemberian pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa)?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea tehadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa)
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Selada (Lactuca sativa)
Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut:

Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi (Rukmana, 1994).
Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam, bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjan 20-25 cm dan lebar 15 cm (Wicaksono, 2008).
Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Bunga selada berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak (Ashari, 1995).
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras, berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

B. Pupuk Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Kegunaan pupuk Urea Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen :
1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya.












BAB III
PEMBAHASAN

Unsur Nitrogen merupakan unsur yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selada dibandingkan unsur lainnya (Salisbury dan Ross 1995). Bila N cukup dan kondisi pertumbuhan yang baik maka protein akan terbentuk. Pada kondisi karbohidrat sedikit disimpan pada bagian vegetatif, maka protoplasma akan lebih banyak dibentuk, sehingga tanaman akan sukulen karena protoplasma banyak mengandung air (Havlin et al., 1999).
Dari hasil penelitian Djamaan (2006), pemberian urea 0,3 g/pot memberikan produksi lebih tinggi (61,1 g) dari tanpa pemberian Urea (60,4 g). Namun penambahan dosis pupuk Urea dari 0.3 g/pot sampai 1.2 g/pot menunjukkan hasil yang terus menurun bahkan hasilnya lebih rendah dari pada tanpa pemberian urea. Penambahan Urea terlalu banyak menyebabkan tidak terjadinya keseimbangan pupuk dalam tanah, sehingga tanaman tidak sempurna menyerap hara, akibatnya tanaman tidak berkembang.
Penggunaan Urea yang berlebihan mengakibatkan turunnya pH tanah sehingga mikriflora dan fauna mati, tanah menjadi padat dan tata aerasi tanah menjadi jelek, yang akhirnya menghambat perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman. Akibatnya kemampuan tanaman untuk menyerap air dan unsur hara yang tidak mobil seperti P, K dan Zn menurun (Comish, 1984 dan Hammel, 1989).
Di lihat dari parameter lebar daun dan diameter daun, penelitian Djamaan (2006) ini juga menunjukkan hasil yang sama dari parameter hasil tanaman. Peningkatan hasil akibat penambahan pupuk Urea ini disebabkan karena tanaman selada merupakan sayuran yang dipanen pada masa vegetatif.


BAB IV
KESIMPULAN

1. Pupuk Urea N berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada
2. Pemberian pupuk Urea yang seimbang akan memberikan hasil yang lebih baik karena diserap penuh oleh tanaman
3. Pemberian pupuk Urea dengan dosis berlebih menyebabkan penurunan hasil produksi tanaman selada















DAFTAR PUSTAKA

Ashari. 1995. Botani Kubis dan Sawi. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm.
Cahyono. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hlm.
Comish, P.S, H.B. So and J.R. Mc William.1984. Effects of Soil Bulk Density and Water regional on Root Growth and Uptake Of Phosphorus By Ryeguna. Aust. J. Of agric. Res. p.35: 631-644.

Djamaan (2006). Pemberian Nitrogen (Urea) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (lactuca sativa l). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Sumatera Barat

Hammel, J.E. 1989. Long Term Tillage and Crop Rotation Effect on Bulk Density and Soil Impedence In Northern Idaho. Soil Sci. Soc . Am.J.53: p.1515-1519

Haryanto, E.,E. Rahayu, dan Suhartini. 1995. Sawi dan Selada. PT. Penebar Swadaya. Jakarta
Havlin. J.L., J.D. Beaton, SM. Tisdale and W.L. Nelson .1999. Soil Fertility and Fertilizers 6 th. Colition. Perintice. Hall. New Jersey. 499 p.

Rubatzky dan Yamaguchi. 1998. Plant Physiology. Springer. Jepang .629 p.
Rukmana, R.1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius. Yogyakarta
Salisbury, F. B, dan CW. Ross.1995. Fisiology Tumbuhan , Jilid dua. Penterjemah Lukman DR dan Sumaryono. ITB Bandung. 173 hal.

Sarief. 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm.
Wicaksono. 2008. Morfologi Tanaman Sayuran. Gajah Mada University. Press, Yogyakarta . 421 hal.